Perayaan hari Natal biasanya identik dengan budaya barat, namun ternyata kemeriahan hari kelahiran Isa Almasih ini juga menjadi tradisi di Jepang. Ternyata ada beberapa perbedaan dari perayaan hari Natal di Jepang. Bagi kamu yang sedang belajar bahasa Jepang, artikel ini bisa menjadi penambah wawasan tentang kebudayaan Jepang dan bagi kamu yang hobi jalan-jalan atau traveling, merasakan keunikan hari Natal di Jepang bisa menjadi pilihan.
Sejarah Natal di Jepang
Agama Nasrani (Kristen) atau dalam bahasa Jepang disebut dengan キリスト教 (Kirisutokyō) pertama diperkenalkan di Jepang oleh misionaris Serikat Yesus sejak tahun 1549. Pada 15 Agustus 1549, tiga orang yesuit: Fransiskus Xaverius, Cosme de Torres, dan Juan Fernández tiba di Kagoshima (鹿児島市 –Kagoshima-shi), Kyushu (九州—Kyūshū).
Penyebaran agama Nasrani ini dibantu oleh seorang samurai bernama Anjirō (アンジロー). Anjirō merupakan orang Jepang pertama (yang tercatat) yang beragama Nasrani. Ia dibaptis dengan nama Paulo de Santa Fé.
Saat ini, sebanyak 2,3% dari penduduk Jepang memeluk agama nasrani hari raya yang berkaitan dengan agama tersebut menjadi semakin populer di kalangan penduduk Jepang. Hari raya tersebut adalah hari Valentine dan Natal. Tidak hanya hari raya, namun pernikahan bergaya barat pun juga menjadi populer. Saat ini, 60-70% pernikahan di Jepang dilakukan dengan tata cara agama Kristen.
Tradisi Natal di Jepang
Hari Natal di Jepang bukan merupakan hari libur nasional seperti di negara lain sehingga sekolah dan perkantoran pun tidak diliburkan selama hari Natal. Perayaan hari Natal di Jepang lebih dijadikan sebagai kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman dan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, biasanya dilakukan saat merayakan tahun baru.
Merayakan Natal dengan Pasangan
Malam Natal merupakan hari paling romantis di Jepang bahkan dianggap sebagai hari Valentine versi Jepang. Di hari Natal, biasanya para pasangan muda melakukan kencan, makan malam romantis di restoran, atau menikmati pemandangan lampu Natal di kota.
Tradisi memberikan kado juga ada di Jepang hanya saja hal ini cenderung dilakukan oleh pasangan muda. Bila di negara barat kado biasa diberikan untuk teman dan sanak keluarga. Di Jepang, kado diberikan ke teman dekat atau pasangan.
Hidangan Malam Natal
Salah satu keunikan yang membuat perayaan hari Natal terasa berbeda di Jepang adalah menghidangkan ayam goreng KFC sebagai hidangan utama di malam Natal. Berawal di tahun 1974, ketika KFC meluncurkan kampanye pemasaran spesial hari Natal secara besar-besaran dan ternyata kampanye tersebut masih berhasil hingga saat ini.
Saat itu, manajer KFC Jepang pertama, Takeshi Okawara, memiliki ide “Party Bucket” untuk dijual selama hari Natal. Ide ini muncul ketika ia tidak sengaja mendengar perbincangan sepasang orang asing yang merindukan makanan barat di saat Natal.
Itulah mengapa ayam goreng dari Kentucky Fried Chicken atau KFC menjadi hidangan yang sangat populer saat Natal di Jepang. Orang-orang bahkan dapat melakukan pre-order di restoran KFC terdekat agar tidak kehabisan.
Keik Spesial Natal
Keik Natal atau Christmas Cake (クリスマスケーキ—kurisumasu kēki) biasanya berupa kue bolu (sponge cake) dengan krim dan buah stroberi. Kecintaan Jepang dengan keik Natal berawal di tahun 1922, ketika toko kembang gula Fujiya memasarkan keik berlapis krim. Untuk memasarkan keik tersebut mereka menggunakan kalimat “Ayo makan keik di hari Natal”.
Saat ini, di Jepang, keik dengan krim putih dan stroberi masih sangat diminati sebagai hidangan pencuci mulut saat hari Natal. Sebenarnya kamu masih bisa menemukan atau memakan keik jenis lain namun keik Natal masih menjadi juara di hati orang Jepang.
Iluminasi Musim Dingin
Musim dingin menjadi saat di mana iluminasi atau pencahayaan memenuhi tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, restoran, dan area publik. Semua beramai-ramai menghias kota dengan lampu-lampu hias yang berwarna-warni.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Seperti yang telah dibahas di poin sebelumnya, Hari Natal merupakan hari yang romantis bagi pasangan muda di Jepang. Mereka pergi ke pusat kota untuk menikmati hiasan Natal berupa lampu-lampu yang berkelap-kelip di pusat kota.
Itu dia hal-hal yang membuat Natal di Jepang terasa berbeda dengan Natal di tempat lain. Keunikan khas Jepang yang menjadi daya tarik tersendiri ini ternyata sudah ada sejak dahulu kala. Kalau kamu, ada budaya Natal yang berbeda juga? Merīkurisumasu! ( メリークリスマス!)